Strategi Menghadapi Pra Purnabakti yang Perlu diketahui!

Artikel ini akan membahas mengenai strategi menghadapi pra purnabakti yang patut anda ketahui dan anda pahami simak selengkapnya!

Purnabakti atau pensiun adalah masa di mana seseorang berhenti bekerja secara resmi setelah mencapai usia atau syarat tertentu.

Pensiun adalah hal yang pasti dialami oleh setiap pekerja, baik pegawai negeri maupun swasta. Namun, tidak semua orang siap menghadapi masa pensiun dengan baik.

Banyak orang yang merasa kehilangan arah, tujuan, dan penghasilan setelah pensiun. Padahal, pensiun seharusnya adalah masa untuk menikmati hasil kerja keras selama ini dan menjalani hidup dengan lebih santai dan bahagia.

Untuk itu, diperlukan strategi menghadapi pra purnabakti yang tepat agar masa pensiun dapat menjadi masa yang produktif, bermanfaat, dan menyenangkan.

Strategi Menghadapi Pra Purnabakti

strategi menghadapi pra purnabakti

Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh para pekerja yang akan memasuki masa pensiun:

 1. Mempersiapkan Kondisi Fisik dan Mental

Strategi menghadapi pra purnabakti yang pertama adalah mempersiapkan kondisi fisik dan mental, serta menerapkan gaya hidup sehat.

Kondisi fisik dan mental yang baik akan membantu seseorang mengatasi perubahan yang terjadi saat pensiun, seperti penurunan aktivitas, penghasilan, dan interaksi sosial.

Gaya hidup sehat meliputi pola makan, olahraga, istirahat, dan hobi yang seimbang. Selain itu, penting juga untuk menjaga kesehatan mental dengan bersikap positif, bersyukur, dan berdamai dengan diri sendiri.

 2. Mengembangkan Hobi atau Kegiatan Positif

Strategi menghadapi pra purnabakti yang selanjutnya adalah mengembangkan hobi atau kegiatan positif yang dulu sempat tertunda oleh rutinitas kerja.

Hobi atau kegiatan positif dapat memberikan kesenangan, kepuasan, dan tantangan bagi seseorang yang pensiun. Hobi atau kegiatan positif juga dapat menjadi sarana untuk menyalurkan bakat, kreativitas, dan potensi yang dimiliki.

Beberapa contoh hobi atau kegiatan positif yang dapat dilakukan adalah berkebun, memasak, membaca, menulis, bermain musik, berolahraga, berwisata, berorganisasi, berbagi ilmu, atau beramal.

 3. Membangun Jaringan Sosial

Strategi menghadapi pra purnabakti yang ketiga adalah membangun jaringan sosial yang luas dan berkualitas. Jaringan sosial adalah kumpulan orang yang memiliki hubungan atau interaksi yang saling mendukung dan memberi manfaat.

Jaringan sosial dapat membantu seseorang yang pensiun untuk tetap merasa terhubung, dihargai, dan bermakna. Jaringan sosial juga dapat menjadi sumber informasi, inspirasi, motivasi, dan solusi bagi berbagai masalah yang dihadapi.

BACA JUGA  Cara Memulai Usaha Keripik Pisang Rumahan, Dijamin Untung Mengalir!

Beberapa cara untuk membangun jaringan sosial adalah menjaga komunikasi dengan keluarga, teman, kolega, dan komunitas, bergabung dengan organisasi atau klub yang sesuai dengan minat, atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau sukarela.

 4. Merencanakan Keuangan dengan Bijak

Strategi menghadapi pra purnabakti yang keempat adalah merencanakan keuangan dengan bijak. Keuangan adalah salah satu aspek yang paling penting dan sensitif dalam masa pensiun.

Keuangan yang tidak terencana dengan baik dapat menyebabkan kesulitan, stres, dan ketergantungan pada orang lain.

Oleh karena itu, sebelum pensiun, seseorang harus membuat perencanaan keuangan yang realistis, sesuai dengan kebutuhan, dan berorientasi pada masa depan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan keuangan adalah menentukan sumber dan jumlah penghasilan, menghitung pengeluaran rutin dan tidak rutin, menyiapkan dana darurat, menabung, berinvestasi, dan berasuransi.

5. Menjaga Semangat dan Motivasi

Strategi menghadapi pra purnabakti yang kelima adalah menjaga semangat dan motivasi. Semangat dan motivasi adalah faktor yang menentukan kualitas hidup seseorang.

Semangat dan motivasi dapat membuat seseorang tetap berenergi, berani, dan berusaha untuk mencapai tujuan dan impian.

Tanpa semangat dan motivasi, seseorang dapat menjadi apatis, pasif, dan pesimis. Untuk menjaga semangat dan motivasi, seseorang harus memiliki tujuan dan rencana yang jelas, mengapresiasi diri sendiri dan orang lain, belajar dari pengalaman, menghadapi tantangan, dan mencari inspirasi.

Jenis Pensiunan di Indonesia

Jenis pensiunan di Indonesia adalah kategori yang digunakan untuk mengelompokkan para pensiunan berdasarkan alasan, usia, atau kondisi mereka saat berhenti bekerja.

Menurut sumber-sumber yang saya temukan, ada beberapa jenis pensiunan, yaitu:

  • Pensiun normal, yaitu pensiun yang diberikan kepada pegawai yang usianya sudah mencapai batas usia pensiun yang ditetapkan oleh perusahaan atau negara. Biasanya, pensiun normal adalah 55 tahun.
  • Pensiun dipercepat, yaitu pensiun yang diberikan karena kondisi tertentu yang membuat pegawai ingin berhenti bekerja lebih awal sebelum mencapai usia pensiun normal. Misalnya, karena alasan kesehatan, keluarga, atau karir.
  • Pensiun ditunda, yaitu pensiun di mana pegawai yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun normal, tetapi pembayaran dana pensiunnya ditunda sampai pegawai tersebut mencapai usia pensiun normal.
  • Pensiun cacat, yaitu pensiun yang diberikan karena adanya kecelakaan atau penyakit yang membuat pegawai tidak mampu lagi melaksanakan pekerjaannya. Pensiun cacat tidak memiliki batas usia dan dana pensiun akan diberikan jika pegawai tidak lagi cakap atau tidak mampu melakukan pekerjaan.
  • Pensiun Batas Usia Pensiun (BUP), yaitu pensiun yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang usianya sudah mencapai 58 tahun.
  • Pensiun Janda/Duda Meninggal Dunia Aktif (MD Aktif), yaitu pensiun yang diberikan kepada janda atau duda dari PNS yang meninggal dunia dalam masa aktif.
  • Pensiun Atas Permintaan Sendiri (APS), yaitu pensiun yang diberikan kepada PNS yang mengajukan permohonan untuk berhenti bekerja dengan alasan tertentu.
  • Pensiun Tidak Cakap Jasmani dan Rohani, yaitu pensiun yang diberikan kepada PNS yang tidak cakap jasmani dan rohani karena penyakit atau kecelakaan yang menyebabkan gangguan fungsi tubuh atau jiwa.
  • Pensiun Pemberhentian Dengan Hormat Tidak Atas Permintaan Sendiri (TAPS), yaitu pensiun yang diberikan kepada PNS yang diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena alasan tertentu, seperti terlibat tindak pidana, pelanggaran disiplin, atau kebijakan pemerintah.
  • Pensiun Karena Pencalonan/Dicalonkan Dalam Pemilihan, yaitu pensiun yang diberikan kepada PNS yang mencalonkan diri atau dicalonkan dalam pemilihan umum, pemilihan kepala daerah, atau pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
  • Pensiun Janda/Duda Pensiunan PNS, yaitu pensiun yang diberikan kepada janda atau duda dari PNS yang telah pensiun.
BACA JUGA  Jangan Kerjakan Hal Ini Saat Membersihkan Kamar Mandi

Kesimpulan

Pensiun adalah masa yang tidak perlu ditakuti atau dihindari, tetapi harus disiapkan dan dihadapi dengan baik. Dengan strategi menghadapi pra purnabakti yang tepat, pensiun dapat menjadi masa yang produktif, bermanfaat, dan menyenangkan.

Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah mempersiapkan kondisi fisik dan mental, mengembangkan hobi atau kegiatan positif, membangun jaringan sosial, merencanakan keuangan dengan bijak, dan menjaga semangat dan motivasi.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang akan memasuki masa pensiun. Selamat mencoba!