Cara Meningkatkan Hasil Pertanian untuk Petani Indonesia

Cara Meningkatkan Hasil Pertanian

Cara Meningkatkan Hasil Pertanian  adalah satu upaya untuk mencapai kesuksesan di bidang pertanian. Namun ada banyak faktor yang sangat berpengaruh untuk keberhasilan atau kesuksesan di bidang Usaha Pertanian.

Meningkatkan dengan Ekstensifikasi Pertanian

Untuk Meningkatkan Hasil Pertanian. Ekstenfikasi adalah pilihan yang tepat untuk Usaha Meningkatkan Hasil Pertanian dengan perluasan lahan, contohnya membuka hutan dan kebun pertanian di daerah pertanian yang belum dimanfaatkan. Ekstensifikasi juga bisa dilakukan dengan membuka persawahan pasang surut.

pertanianfikasi biasanya dilakukan di ekstensi daerah yang sedikit penduduknya seperti kalimantan, sumatera dan irian jaya.

Berikut adalah contoh ekstensifikasi Pertanian:

  • Perluasan lahan pertanian dengan pembukaan hutan baru

Membuka atau memperluas hutan yang masih tertutup atau belum dijadikan lahan pertanian. Perpindahan ladang yang dilakukan oleh masyarakat dengan menggunakan sistem nomaden sudah dilakukan sejak dulu di Indonesia. Teknik ini adalah hasil dari perluasan lahan yang mandiri.

  • Perluasan lahan pertanian dengan pembukaan lahan kering

Lahan yang kering biasanya identik dengan tanah kering. Untuk meningkatkan kesuburan tanah, Anda bisa menanam tanaman yang bisa membuat tanah menjadi subur. Tanaman yang banyak di pakai yaitu jenis tanaman seperti kacang-kacangan, pohon lamtoro.

  • Perluasan lahan pertanian dengan pembukaan lahan gambut

Di Indonesia,letak lahan gambut ini terdapat di daerah Sumatera dan Kalimantan. Kondisi lahan yang subur dan memiliki udara yang mencukupi, membuat lahan gambut menjadi lahan yang mungkin untuk ditanami. Hal ini digunakan agar dapat meningkatkan hasil produksi tanaman.

Cara Meningkatkan dengan Intensifikasi Pertanian

Intensifikasi pertanian dicapai dengan program panca usaha tani. Berikut ini adalah Panca Usaha Tani :

  • Pengolahan tanah yang baik
  • Pemberantasan hama dan penyakit tanaman
  • Pemilihan bibit unggul
  • Pemupukan
  • Pengairan yang teratur

1. Meningkatkan Pertanian dengan Pengolahan Tanah yang Baik

Pengolahan tanah tang baik menjadi dua tahap, yaitu:

Dalam Meningkatkan Hasil Pertanian Mengolah tanah dengan baik dan benar merupakan salah satu langkah yang benar, pengolahan tanah yang pertama, tanah dipotong.

Kemudian dibalik agar sisa tanaman dan gulma yang ada di permukaan tanah terpotong dan terbenam. Ukuran pemotongan dalam tanah dan pembalikan tanah pada umumnya sampai 20 cm.Pengolahan tanah kedua penggaruan .

Lalu pengolahan tanah yang kedua yaitu untuk menghancurkan tanah hasil pengolahan tanah pertama, tanah yang besar menjadi lebih kecil dan dipotong lagi sehingga akan mempercepat proses pembusukan.

2. Memberantas Hama dan Penyakit Tanaman

Untuk Meningkatkan Hasil Pertanian Tentu saja Tanaman harus sehat dan aman dari penyakit. Karena belakangan ini banyak masyarakat yang mengeluh tentang hama dan penyakit tanaman, baik itu para petani maupun konsumen.

Sudah ada banyak cara untuk mengatasi hama dan penyakit tanaman yang bisa digunakan. Berikut ini adalah cara mengatasi hama dan penyakit tanaman:

A. Meningktatkan pertanian dengan cara pengendalian Mekanis.
Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara mekanis yaitu dengan mengurangi hama dan penyakit tersebut. Cara ini merupakan cara tradisional yang masih digunakan hingga saat ini.
Karena tidak menggunakan zat kimia semacam insektisida, tetapi dengan alat-alat seperti sabit, gunting tanaman, dan lain sebagainya. Cara ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan hasilnya tidak maksimal karena perkembangan hama dan penyakit tanaman yang menyebar.
B. Meningktatkan pertanian dengan cara pengendalian Biologis.
Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara biologis, yaitu dengan menggunakan predator untuk memangsa para hama tersebut. Kekurangan dari hewan secara biologis ini masih kurang maksimal, hal ini dikarenakan hewan predator yang terkadang sulit ditemukan.
C. Meningktatkan pertanian dengan cara pengendalian Kimia.
Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara kimia adalah cara terakhir jika cara sebelumnya tidak menghasilkan apapun. Cara mengendalikan hama dan penyakit dengan kimia adalah dengan menggunakan pestisida seperti insektisisa, fungisida dan herbisida.

3. Meningkatkan Hasil dengan Pemilihan Bibit Unggul

Untuk Meningkatkan Hasil pertanian Anda membutuhkan bibit tanaman yang sehat, jika ingin mendapatkan hasil panen yang bagus, maka Anda harus memilih bibit tanaman dengan tepat, berikut cara memilih bibit tanaman dengan benar :
A. Perhatikan Daun Bibit Tanaman.
Pastikan daunnya dalam kondisi sehat. P ilahlah daun yang tidak menggulung, sebab daun yang sehat tidak menggulung. Biasa daun yang sehat daun yang berwarna hijau cerah
B. Perhatikan Batangnya.
Batang bibit juga harus kamu perhatikan dengan benar. Batang tanaman tidak boleh bengkok dan tidak ada bekas sambungannya. Bibit yang sehat adalah bibit yang sudah memiliki akar cabang , dan jangan pilih bibit tanaman yang batangnya di tumbuhi oleh jamur karena itu bukan ciri-ciri bibit tanaman yang baik.
C. Perhatikan Rantingnya.
Dalam Meningkatkan Hasil Pertanian Anda harus pintar memeriksa rantingnya. Ranting yang bagus adalah Ranting yang tumbuh sejajar dan merata. Dengan kondisi gemerlap yang seperti ini dapat menentukan berapa banyak buah yang nantinya dapat dihasilkan.Ranting bibit yang bagus dan tumbuh juga ditandai dengan ujung gemerlap yang menguncup.
D. Membeli Bibit Vegetatif.
Lebih baik membeli bibit vegetatif daripada membeli bibit dalam bentuk biji. Bibit yang sudah melalui proses vegetatif akan lebih cepat berbuah dibandingkan bibit dalam bentuk biji. Karena bibit yang dikembangkan secara vegetatif atau generatif akan tumbuh lebih cepat.

BACA JUGA  Perlengkapan Bayi - Panduan Lengkap & Rekomendasi!

4. Pemupukan untuk Meningkatan Hasil Pertanian

Memupuki tanah adaah salah satu upaya dalam Meningkatkan Hasil Pertanian. Dengan meyebarkan pupuk secara merata pada tanah-tanah pada waktu pembajakan terakhir. Memupuki tanah dengan cara disebar, dilakukan sehari sebelum tanam, kemudian diinjak-injak agar pupuk masuk ke dalam tanah.

Berikut adalah ciri-ciri tanah yang suburban untuk pertanian:

  • Komposisi Lapisan Humus Tebal Humus adalah ciri tanah pinggiran yang paling mudah diperhatikan. Jika semakin tebal lapisan humusnya, maka akan semakin bagus juga kualitas tanah tersebut, dengan adanya kandungan bahan organik serta unsur hara yang tinggi. Ketersediaan humus sangat penting bagi tanaman yang sedang mengalami proses fotosintesis dan juga bisa menjadi penanda sistem drainase lahan yang baik di sekitarnya.
  • Tekstur Menyerupai Tanah Lempung Ciri tanah yang terihat mirip seperti tanah lempung, yang tidak mudah lapuk dan kuat mengikat berbagai unsur penting dalam tanah.
  • Ditumbuhi Banyak Tanaman Banyak di tumbuhi tanaman juga salah satu ciri tanah yang suburban. Semakin banyak tanaman dan semakin beragam vegetasi di tanah tersebut, maka dipastikan kualitas tanah di wilayah tersebut akan semakin baik. Bila vegetasi di sekitarnya baik, Anda tidak perlu merepoting cara menyuburkan tanah, dan pekerjaan kamu jadi jauh lebih mudah.

5. Pertanian membutuhkan Pengairan yang Teratur

Mengairi sawa atau bisa disebut dengan Pengairan adalah suatu cara untuk membuat saluran-saluran secara teratur. Jika terdapat udara yang berlebihan maka lakukanlah pembuangan, agar tidak mengganggu kehidupan tanaman.

  • Pengairan/irigasi Lokal
    Pengairan/irigasi lokal adalah sama seperti irigasi permukaan, yaitu menggunakan pipa dari sumber air ke lahan pertanian. Konsepnya juga mengikuti alur pada gravitasi, apabila lahan tersebut lebih tinggi maka lahan itulah yang akan mendapatkan udara terlebih dahulu.
  • Pengairan/irigasi Permukaan
    Pengairan/irigasi ini merupakan cara yang paling tua di Indonesia dan paling banyak digunakan oleh masyarakat. Cara kerjanya juga sangat mudah, yaitu dengan mengambil udara sebagai sumbernya. Lalu buatlah Bendungan dengan sungai tersebut . Kemudian salurkan lewat selang atau parit ke area pertanian dan sawah-sawah yang ada di sekitarnya.

Cara Meningkatkan Hasil Pertanian dengan Diversifikasi Pertanian

Anda membutuhkan sebuah cara agar kebutuhan pangan di indonesia ini tetap bisa terpenuhi. Banyak faktor yang mendukung pelaksanaan ini. Faktor yang dimaksud adalah manusia sebagai pelaksana dan alam sebagai sarana.

Diversifikasi tanaman bisa dilakukan dengan cara berikut ini :

  • Diversifikasi tanaman dengan pergantian jenis tanaman

Bergantian jenis tanaman merupakan suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan makanan pokok. Penduduk di Indonesia harus mengubah kebiasaannya, dari yang sering mengonsumsi nasi, lalu beralih ke makanan pokok yang lain seperti Jagung, ubi kayu (singkong), ubi jalar,sagu, talas, gandum, kentang, dan sebagainya.

  • Diversifikasi tanaman dengan sistem tumpang sari

Sistem tumpang sari adalah dengan melakukan penanaman campuran pada satu lahan produktif. Sangat disarankan untuk tidak menggunakan tanaman lain di antara tanaman pokok.

Karena selain untuk menambah produksi tanaman, sistem tanam ini juga bisa membantu tanaman dalam menahan serangan hama dan juga ikut menambah unsur hara pada lahan.

  • Diversifikasi tanaman menggunakan lahan pertanian yang berbasis hutan 
BACA JUGA 

Menanam tanaman yang berbeda-beda pilihannya dengan tetap menjaga keseimbangan hutan. Alangkah baik nya pohon- pohon pelindung tetap dipertahankan untuk menjaga kandungan air dalam tanah.

Diversifikasi tanaman dilakukan dengan tujuan agar dapat memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat indonesia. Namun dalam melaksanakanya, tanaman ini diharapkan mampu menjaga keseimbangan alam dan mempertahankan lahan pertanian agar tetap produktif.

Meningkatkan dengan Mekanisasi Pertanian

Usaha Meningkatan Hasil Pertanian dengan menggunakan mesin-mesin pertanian modern bisa disebut juga dengan Mekanisasi Pertanian. Cara ini banyak dilakukan di daerah yang memiliki lahan pertanian luas. Dengan adanya Mekanisasi Pertanian, tenaga manusia dan hewan bukan lagi tenaga utama.

1. Tujuan Mekanisasi Pertanian

Mekanisasi ini bertujuan untuk:

  • peningkatan produktivitas tenaga kerja pertanian,
  • peningkatan produktifitas lahan pertanian.
  • menekan biaya produksi.
  • peningkatan kualitas hasil, produktifitas dan pengurangan beban kerja para petani.
  • Mengurangi kerusakan produksi pertanian.
  • peningkatan kualitas dan kuantitas produksi.
2. Cara Mekanisasi Pertanian

Mekanisasi bisa tercapai jika penggunaan dan pemilihan alat yang tepat serta penggunaan yang benar. Persiapan penggunaan alat juga sangat diperlukan.

Prinsip utama dari mekanisasi pertanian adalah alat memenuhi kebutuhan lahan. Kita harus mengetahui karakteristik lahan pertanian kita, dan apa yang dibutukan dan diperlukan. Setelah itu, tentukanlah alat yang tepat untuk lahan tersebut.

Kegunaan alat dari mekanisasi yang harus dilakukan adalah:

  • pengelolaan lahan.
  • Manajemen dan pengaturan pengairan dengan yang meliputi drainase dan imigrasi.
  • Pembuatan jalan transportasi daerah pertanian. Hal ini memudahkan para petani jika memang harus membutuhkan alat yang cukup besar, dan mempermudah proses transportasi pengiriman hasil serta kebutuhan pertanian.

Cara mekanisasi pertanian dapat diawali dengan:

  • Penataan lahan.
  • Keberhasilan dalam pengendalian udara.
  • Termasuk teknologi biologi dan teknologi kimia.

Cara Meningkatkan Hasil Pertanian dengan Rehabilitasi Pertanian

Meningkatkan Hasil Pertanian dengan cara Rehabilitas Pertanian, merupakan sebuah upaya dalam memperbaiki lahan pertanian yang tidak aktif untuk memproduksi. Lalu aktifkan kembali dengan menanam tanaman baru

Hal ini dapat dilakukan dengan cara berikut:

  • perbaiki sawah tadah hujan menjadi sawah irigasi, itu berarti sawah yang tadinya hanya mengandalkan curah hujan untuk pengairan sawah, diganti dengan menggunakan sistem irigasi secara teratur. Pengairan sawah irigasi yang biasanya berasal dari bendungan atau waduk.
  • mengganti tanaman yang tidak produktif lagi dengan tanaman yang baru dan lebih menguntungkan.

 

Dari sini kita tau bahwa tanaman terbagi menjadi 2 jenis, yaitu ada tanaman produktif dan ada tanaman tidak produktif. Untuk lebih jelasnya ada tanaman tidak aktif dan ada tanaman.

Jika kita terus merawat tanaman tidak produktif atau tidak aktif, maka hasilnya akan berdampak buruk. Karena itu kita harus menggantinya dengan tanaman yang baru atau lebih produktif.

Berikut beberapa contoh dari rehabilitasi pertanian yaitu :

  • Pemerintah memperhatikan irigasi, meluaskan atau memperluas saluran irigasi yang sudah terlalu sempit, bahkan memperbaiki yang sudah tidak bekerja di Indonesia.
  • Menyempurnakan sistem pertanian pangan dengan menerapkan berbagai cara seperti melakukan bimbingan massal untuk masyarakat indonesia.
  • melakukan pembangunan pabrik pupuk dan insektisida juga pestisida untuk produksi hasil pertanian
  • Jaringan irigasi yang masih berfungsi dengan baik akan terus dipelihara oleh pemerintah.

 

Ini adalah bentuk contoh dari rehabilitasi yang dilakukan pemerintah untuk para petani di indonesia, masyarakat juga perlu dididik dan diberi bimbingan tentang rehabilitasi rehabilitasi pertanian.

Para petani juga harus tahu tujuan dan pentingnya hal ini bagi kemajuan pertanian dalam negeri. Jika kita melakukan rehabilitasi secara terus-menerus, maka tidak mungkin jika hal ini akan meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya para petani.