4 Tips Mendidik dan Membesarkan Anak Autis Mulai Dari Usia Dini Hingga 3 Tahun Keatas

Autis adalah salah satu kelainan dalam perkembangan sistem saraf kompleks seseorang. Mendidik dan membesarkan anak autis mulai dari usia dini hingga 3 tahun keatas membutuhkan kerja ekstra. Ciri-ciri anak yang mengidap autis adalah kesulitan dalam interaksi, komunikasi dan adaptasi secara sosial. Autis dapat dideteksi secara dini, pada umumnya gejala autis mulai terlihat ketika anak berusia di bawah 4 tahun. Gejala khusus dari autis adalah berbeda-beda untuk setiap anak.

Membesarkan anak yang mengidap autis tentu punya banyak tantangan. Tidak sedikit orangtua yang merasa putus asa dan kebingungan dalam membesarkan anak yang autis. Hal ini disebabkan masih sedikitnya informasi yang bisa diperoleh tentang kondisi, gejala dan cara penanganan yang baik terhadap anak yang mengidap autis. Padahal dengan penanganan dan terapi yang tepat, membesarkan anak yang mengidap autis dapat dilakukan dengan baik dan lebih mudah.

Berikut ini adalah 4 tips membesarkan anak yang mengidap autis.

  1. Jadilah pelindung

Membesarkan anak autis tentu penuh tantangan. Lingkungan sekitar mungkin kebingungan dengan perilaku anak autis yang tampak berbeda dengan anak-anak lain. Dalam hal ini, perlindungan dari orang terdekat terutama orang tua sangat diharapkan.

BACA JUGA  Solar Power Plant Indonesia

Ketika orang-orang di sekitar tidak dapat memahami kondisi anak yang mengidap autis, akan sangat gampang bagi orang-orang tersebut untuk menghakimi dan memberikan label anak nakal bahkan aneh bagi anak pengidap autis. Disinilah orang tua harus hadir sebagai sosok pembela dan pelindung.

  1. Informasikan Waktu yang Tersedia untuk Setiap Kegiatan

Dilansir dari sumber harian nusantara, Bagi sebagian anak yang mengidap autis, gejala yang ditunjukkan adalah tidak adanya “sense of time”. Bagi yang mengalami gejala ini, sang anak dapat menghabiskan suatu kegiatan dengan asyiknya tanpa memperdulikan waktu yang telah berlalu. Solusi dari masalah ini adalah berikan informasi berapa lama suatu kegiatan akan dilakukan. Misalnya sang anak akan pergi ke sebuah pesta ulang tahun, katakan kepadanya bahwa kita akan pergi ke pesta tersebut selama satu jam. Ketika setengah jam sudah berlalu, berikan pengingat bahwa waktu yang tersisa tinggal setengah jam lagi.

Namun dalam kondisi tertentu berikanlah sedikit kelonggaran, dan jangan terlalu kaku membatasi waktu untuk sang anak melakukan kegiatan.

  1. Ajari Kapan Beristirahat
BACA JUGA  Cara Untuk Membuat Kompos Dari Rumput

Anak pengidap autis kadang tidak mengenal waktu istirahat. Ketika tubuhnya sudah kelelahan, mereka dapat dengan mudah marah dan kesal. Beri pengertian bahwa istirahat itu penting agar dapat melanjutkan kegiatan di lain kesempatan dengan lebih bersemangat dan bertenaga.

  1. Jangan Bandingkan dengan Anak Lain

Jangan membandingkan kemampuan anak yang mengidap autis dengan anak yang lain, bahkan dengan sesama pengidap autis. Memang sangat sulit bagi orang tua untuk menahan diri berkomentar ketika melihat anak yang berusia sama atau lebih muda dapat melakukan hal lebih banyak dari anak pengidap autis. Namun ingatlah membandingkan anak pengidap autis dengan anak lain tidak akan memberikan manfaat apa-apa, bahkan hal itu dapat memperburuk komunikasi anak dan orang tua.

 

Diambil dari sumber berita www.harian.id