Mengapa Kita Bermimpi? Dan Apa Itu Mimpi?
Pertanyaan mengapa kita bermimpi sangat memikat para filsuf dan ilmuwan selama ribuan tahun. Walaupun ada penyelidikan ilmiah tentang fungsi mimpi, mereka masih belum memiliki jawaban yang kuat mengapa mereka melakukannya. Tetapi, sementara masih banyak yang tidak pasti tentang mimpi, banyak ahli telah mengembangkan teori tentang tujuan mimpi dan penelitian empiris baru memberikan kejelasan yang lebih besar.
Beberapa teori mimpi yang lebih menonjol berpendapat bahwa fungsi bermimpi adalah untuk mengkonsolidasikan ingatan, memproses emosi, mengungkapkan keinginan terdalam kita, dan mendapatkan latihan menghadapi bahaya potensial.
Banyak yang berpendapat bahwa kita bermimpi karena kombinasi dari alasan-alasan ini dan lainnya daripada berpegang pada teori tunggal. Selain itu, sementara banyak peneliti percaya bahwa bermimpi sangat penting untuk kesejahteraan mental, emosional, dan fisik, beberapa ilmuwan menyarankan bahwa mimpi tidak memiliki tujuan nyata sama sekali.1
Intinya adalah, sementara banyak teori telah diajukan, tidak ada satu konsensus pun yang muncul tentang mengapa kita bermimpi.
Apa Itu Mimpi?
Mimpi meliputi gambar, pikiran, dan emosi yang dialami saat tidur. Mimpi dapat berkisar dari yang luar biasa intens atau emosional hingga sangat samar, cepat berlalu, membingungkan, atau bahkan membosankan. Beberapa mimpi itu menyenangkan, sementara yang lain menakutkan atau sedih. Kadang-kadang mimpi tampaknya memiliki narasi yang jelas, sementara ada banyak mimpi lain tampaknya tidak masuk akal sama sekali.
Ada banyak yang tidak diketahui tentang bermimpi dan tidur, tetapi yang diketahui para ilmuwan adalah bahwa hampir setiap orang bermimpi setiap kali mereka tidur, dengan total sekitar dua jam per malam, apakah mereka mengingatnya saat bangun atau tidak.
Mimpi yang paling jelas terjadi selama tidur gerakan mata cepat (REM), dan ini adalah mimpi yang paling mungkin kita ingat. Kami juga bermimpi selama tidur non-rapid eye movement (non-REM) tetapi mimpi-mimpi itu dikenal lebih jarang diingat dan memiliki lebih banyak konten duniawi.
Mempelajari mimpi sangat sulit karena mereka tersembunyi di dalam kepala orang.
Secara tradisional, konten mimpi diukur dengan ingatan subjektif dari pemimpi saat bangun tidur. Namun, semakin, pengamatan juga dicapai melalui evaluasi objektif di laboratorium.
Dalam satu penelitian, para peneliti bahkan membuat peta konten mimpi yang belum sempurna yang dapat melacak apa yang orang-orang impikan secara real-time menggunakan pola magnetic resonance imaging (MRI), yang didukung oleh laporan pemimpi setelah bangun.
Tetapi di luar apa yang ada dalam mimpi tertentu, ada pertanyaan mengapa kita bermimpi sama sekali. Di bawah ini, kami merinci teori-teori yang paling menonjol tentang tujuan bermimpi dan bagaimana penjelasan ini dapat diterapkan pada mimpi tertentu.
sumber Edmodo.id