Cara Membuat Cocopeat Sabut Kelapa
Cocopeat sabut kelapa sering disebut coco coir atau coco fiber yang merupakan media tanam alternatif yang dapat digunakan untuk budidaya berbagai jenis tanaman, misalnya dengan hidroponik. Media tanam ini terbuat dari sekam atau tempurung.
Buah kelapa yang diolah sedemikian rupa sehingga menjadi butiran seperti serbuk gergaji. Sekam padi biasanya diperoleh dari limbah rumah tangga atau perusahaan yang menggunakan kelapa sebagai bahan baku produknya. Di Indonesia, pohon kelapa tumbuh subur di seluruh wilayah Indonesia.
Itulah sedikit pengertian tentang Cocopeat. Sekarang kita masuk ke tahap cara membuat cocopeat yang benar, dan mudah untuk dilakukan.
Cara Membuat Cocopeat Sabut Kelapa
Alat dan bahan :
- Sabut Kelapa
- Saringan
- Alat Tekan
Cara Membuat Cocopeat:
- Pilih serat sabut dari buah kelapa yang sudah tua atau matang.
- Untuk menghilangkan senyawa kimia pada sabut kelapa, sabut kelapa direndam terlebih dahulu selama kurang lebih 6 bulan karena senyawa kimia tersebut dapat menghambat pertumbuhan tanaman misalnya tanin. Kandungan tanin ditunjukkan dengan munculnya warna merah bata saat sekam direndam dalam air.
- Selanjutnya membuat sabut kelapa menjadi serbuk sabut Untuk membuat serbuk dari sabut kelapa, anda bisa menggunakan mesin untuk membantu. Akan tetapi, jika tidak ada mesin, maka Anda dapat memotong sekam dengan cara setipis mungkin.
- Bahan baku berupa serbuk sabut kelapa dikeringkan selama 1 hari atau sampai kadar airnya kurang dari 15%. Anda dapat mengukur kelembaban dengan menggunakan
- Jika kadar air di bawah 15%, maka proses selanjutnya adalah proses pengayakan. Hasil dari saringan serbuk sekam biasanya disebut dengan “debu”.
- Sisa dari proses pengayakan berupa serat sekam bertekstur kasar yang disebut juga serat dipisahkan dari saringan halus atau debu, kemudian dapat langsung dijual sebagai bahan bakar pembuatan batu bara dan papan bubuk atau papan flanel untuk mebel.
- Lakukan beberapa kali pengayakan untuk mendapatkan hasil bedak dengan panjang yang sama.
- Kemudian adalah proses pencucian, biasanya dilakukan saat hujan agar pencucian lebih maksimal.
- Setelah dicuci, serbuk sekam dikeringkan hingga kadar air minimal mencapai 12%.
- Selanjutnya untuk mendapatkan hasil akhir dengan bentuk balok yang sesuai, dilakukan pengepresan debu menggunakan mesin press. Pada umumnya cetakan yang digunakan berukuran 30x30x20 cm atau 30x30x15 cm dengan berat masing-masing kurang lebih 5kg.
- Jika akan digunakan untuk budidaya sendiri, maka cocopeat siap digunakan. Tetapi jika ingin menjualnya, dapat dikemas dalam plastik terlebih dahulu supaya terlihat lebih cantik dan menarik.
itulah cara membuat cocopeat yang benar, dan mudah dilakukan. sekarang kita bahas apa saja kelebihan cocopeat. Mari kita lihat
Yuk Simak Cara Membuat Cocopeat Sebagai Media Tanam Hidroponik
Sebagai pengganti tanah, cocopeat dapat digunakan sebagai media tanam hidroponik atau organik, media persemaian, dan media okulasi tanaman. Karena mengandung klorin yang tinggi, dan bila klorin bereaksi dengan air akan membentuk asam klorida.
Akibatnya media tanam akan menjadi asam, biasanya tanaman membutuhkan kondisi media yang netral. Jadi, sebelum digunakan sebaiknya dicuci terlebih dahulu untuk mengurangi kandungan klorin.
Media tanam yang berasal dari sabut kelapa dapat menjadi alternatif dunia untuk meningkatkan kesuburan tanah. Karena bila dicampur dengan tanah berpasir akan menghasilkan tanaman yang luar biasa. Namun karena tidak adanya kandungan nutrisi pada media ini.
Penggunaannya masih membutuhkan pupuk dan unsur hara tanaman. Hal-hal yang perlu kita perhatikan dalam penggunaan cocopeat sebagai media tanam hidroponik, adalah sebagai berikut:
- Untuk mengantisipasi adanya unsur kimia yang menghambat pertumbuhan tanaman, sebaiknya cuci tangan terlebih dahulu.
- Campurkan cocopeat dengan media tanam lain untuk mengurangi tingkat kelembapan yang terlalu tinggi sehingga mencegah tanaman terkena penyakit busuk akar.
- Hindari menggunakan netpot hidroponik karena bahan di dalamnya akan terbawa nutrisi tanaman.
- Tidak perlu terlalu sering menyiram, karena mampu menyerap air sehingga menyebabkan kandungan air dalam media tanam banyak. Hal ini untuk mencegah akar tanaman membusuk karena terkena banyak air.
Baca Juga :