Cara, Teknik, Dan Prinsip Pewarnaan / Pengecatan Bakteri – Generasi Hayati

Bakteri merupakan keliru satu menurut mikroorganisme yg memiliki berukuran yg relatif kecil & adalah organisme uniselular (sel tunggal).  Bakteri pula termasuk kelompok organisme prokariotik, karena materi genetiknya nir diselubungi oleh membran inti. Bakteri memiliki banyak sekali macam bentuk, Jasa Pengecetan umumnya terbagi menjadi 3, yaitu bentuk basil (misalnya btg), bentuk kokus (misalnya bola atau oval), dan bentuk spiral.  Ada juga bakteri yang memiliki bentuk bintang dan kotak.  Individu-individu bakteri dapat hidup dengan membentuk pasangan, rantai, kluster, dan bentuk lainnya.  Bentuk-bentuk tadi bisa menjadi dasar karakter suatu marga dalam bakteri (Tortora dkk., 2010).

Sel bakteri mempunyai struktur dinding sel. Tetapi, struktur dinding sel pada bakteri berbeda menggunakan flora. Penyusun utama dinding sel pada bakteri merupakan peptidoglikan, sedangkan penyusun utama dinding sel pada tanamanmerupakan selulosa (Tortora, 2010). Peptidoglikan adalah sebuah polisakarida yg terdiri dari 2 macam gula turunan, yaitu N-acetylglucosamine (NAG) & N-acetylmuramic acid (NAM).  Selain itu, peptidoglikan pula disusun oleh beberapa asam amino, seperti D-alanine, L-alanine, D-glutamic acid, lysine atau struktur mirip analog asam amino yang dianggap DAP. Semua komponen tadi dikoneksikan sebagai akibatnya menciptakan struktur berulang yg disebut glycan tetrapeptide (Madigan dkk., 2011). 

Selain dinding sel, sel bakteri mempunyai struktur lain yg juga spesial, misalnya kapsul, fimbriae, pili, flagela & endospora. Kapsul adalah lapisan polisakarida atau protein yg terletak pada bagian terluar berdasarkan sel. Kapsul secara khas berikatan menggunakan kuat dalam dinding sel atau berikatan secara kovalen dalam peptidoglikan. Kapsul mempunyai fungsi seperti media buat melekatkan diri dalam substrat padat & mencegah sel berdasarkan kekeringan. Fimbriae & pili merupakan struktur filamen yang terbuat dari protein dan memanjang berdasarkan permukaan sel. Fimbriae berfungsi buat melekatkan dalam bagian atas atau membentuk biofilm dalam bagian atas. Sementara itu, pili adalah struktur seperti fimbriae, tetapi ukurannya lebih panjang & jumlahnya lebih sedikit dibadingkan fimbriae.  Pili berfungsi menjadi reseptor dari virus, memfasilitasi proses konjugasi, dan media buat melekatkan sel dalam jaringan inang (Madigan dkk., 2011).

Banyak bakteri dapat berkecimpung menggunakan “berenang”. Pergerakan tersebut dibantu oleh struktur yg disebut flagela. Cara kerjanya merupakan menggunakan melakukan semacam rotasi atau putaran yg menyebabkan sel bisa ditarik dan didorong sebagai akibatnya sel bisa berpindah loka. Flagela bakteri tersusun atas protein yg disebut flagellin. Endospora merupakan struktur khas yang umumnya muncul pada waktu sel bakteri berada pada kondisi yg tidak memungkinkan buat melakukan pertumbuhan. Endospora terdehidrasi & mengandung sejumlah agen proteksi seperti kompleks calcium-diphicolinic acid & acid-soluble protein, yg tidak ada pada sel vegetatifnya. Endospora bisa tetap Jasa Pengecetan di Medan dorman sampai tidak terbatas namun bisa bergerminasi dengan cepat saat kondisi memungkinkan (Madigan dkk., 2011).  

BACA JUGA  Agen Pulsa Yang Bisa Deposit Alfamart

Bakteri telah dikelompokkan oleh para pakar menurut tipe morfologi, fisiologi, dan genetikanya. Sejumlah taksa yg sudah dikenal pada bakteri yaitu Proteobacteria,  Actinobacteria, Spirochaetes, & Cyanobacteria (Hogg, 2005). Selain pengelompokkan yg telah resmi diterima pada taksonomi, masih ada jua jenis pengelompokkan tertentu yang didasarkandalam sifat yg khas menurut sejumlah gerombolanbakteri. Salah satu jenis pembagian bakteri tersebut adalah menggunakan membagi bakteri sebagai bakteri gr positif & bakteri gr negatif (Hogg, 2005; Tortora dkk., 2010).Perbedaan Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif

Bakteri gr positif & bakteri gr negatif dibedakan berdasarkan struktur dinding selnya.  Akibat struktur dinding sel yg tidak sama, menyebabkan respon yang tidak sinkron waktu dilakukan pewarnaan gram. Bakteri gram positif memiliki beberapa lapisan peptidoglikan sehingga lapisan peptidoglikannya tebal. Umumnya, 90% penyusun dinding sel bakteri gr positif adalah peptidoglikan. Dinding sel bakteri gr positif mengandung teichoic acid. Ada 2 tipe teichoic acid, yaitu lipoteichoic acid, yg menjangkau lapisan peptidoglikan dan terhubung ke membran plasma, dan wall teichoic acid, yang terhubung menggunakan lapisan peptidoglikan (Tortora dkk., 2010).  

Berbeda halnya menggunakan bakteri gram negatif, yang mempunyai lapisan peptidoglikan lebih tipis. Namun, dinding sel bakteri gr negatif memiliki membran luar. Membran luar terdiri berdasarkan lipopolisakarida (LPS), lipoprotein, dan fosfolipid. Peptidoglikan terikat dengan lipoprotein di membran luar & periplasma, yaitu struktur misalnya gel yang berada di antara membran luar dan plasma membran. Selain itu, Dinding sel bakteri gram negatif tidak mengandung teichoic acid (Tortora dkk., 2010).

Perbedaan selanjutnya antara bakteri gr positif dan bakteri gram negatif adalah respon yg berbeda diantara keduanya ketika dilakukan pewarnaan gr.  Bakteri gr positif akan permanen terwarnai kristal violet waktu dilakukan dekolorisasi menggunakan alkohol & bakteri akan menampakkan rona biru atau ungu.  Sebaliknya, bakteri gram negatif akan terdekolorisasi menggunakan alkohol & terganti menggunakan pewarna versus (counterstain) misalnya safranin sehingga bakteri akan berwarna merah atau pink (Tortora dkk., 2010: 88).Macam-Macam Pewarna Bakteri

Sel bakteri tidak berwarna sehingga sulit dan sukar diamati secara pribadi. Untuk mempermudah pengamatan morfologi bakteri diharapkan pewarnaan. Proses pewarnaan bakteri lazim diklaim pengecatan (Gandjar dkk., 1992). Zat yg digunakan buat mewarnai bakteri termasuk biological dye. Zat pewarna/cat yang digunakan buat mewarnai bakteri memiliki dua sifat utama, yaitu memiliki kelompok kromofor & mempunyai ikatan menggunakan sel secara ionik, kovalen, atau hidrofobik.  Kromofor merupakan gugus pemberi rona berdasarkan biological dye (Prescott dkk., 2002).  

BACA JUGA  Bagaimana Apotek Online dan Aplikasinya Dapat Bermanfaat

Zat rona dapat dibedakan sebagai 2 gerombolanberdasarkan sifat muatannya, yaitu pewarna asam (acidic dyes) dan pewarna basa (basic dyes). Pewarna basa terdiri menurut methylen blue, basic fuchsin, crystal violet, safranin yg mempunyai muatan positif. Permukaan sel bakteri umumnya bermuatan negatif, sehingga pewarna basa sering dipakai pada pengecatan struktur bakteri. Pewarna asam yakni eosin, rose bengal, acid fuchsin yang memiliki muatan negatif (Prescott dkk., 2002). Pewarna asam nir bisa berikatan menggunakan kebanyakan bakteri karena muatan negatif pada zat rona akan ditolak menggunakan muatan negatif pada bagian atas sel bakteri, sebagai akibatnya pewarna asam mewarnai latar belakangnya (background) saja (Tortora dkk., 2010).

Ada tiga macam pengecatan yang umum digunakan, yaitu pengecatan negatif, pengecatan sederhana, dan pengecatan diferensial.  Pengecatan negatif dilakukan buat mewarnai latar belakang preparat & bakteri nir terwarnai.  Pengecatan sederhana dilakukan dengan memakai satu macam larutan cat.  Sel bakteri akan berwarna sinkron menggunakan jenis cat yg dipakai.  Sementara itu, pengecatan diferensial dilakukan menggunakan memakai beberapa macam larutan zat.  Hasil dari pengecatan diferensial mengelompokkan bakteri ke pada gerombolan -grup tertentu (Gandjar dkk., 1992).Prinsip Pewarnaan Bakteri

Pengecatan negatif memiliki prinsip dasar, yaitu dengan mengkontraskan latar belakang sel (dibentuk sebagai lebih gelap) sehingga sel yg tidak bewarna menjadi lebih terlihat. Pewarna yg dipakai merupakan pewarna asam. Pengecatan negatif cocok dipakai untuk observasi bentuk sel, ukuran sel, & kapsul (Tortora dkk., 2010).

Pengecatan sederhana menggunakan satu macam zat warna.  Pengecatan sederhana umumnya dipakai buat melihat bentuk dan susunan sel bakteri.  Pewarna yang digunakan umumnya pewarna basa. Terkadang pada pengecatan sederhana digunakan zat mordant, yaitu zat yg dapat mempertinggi afinitas antara cat dengan sel bakteri sehingga sel bakteri lebih terwarnai (Tortora dkk., 2010).